Golden Memories (Petite Histoire of Indonesian Cinema)

2018 — 118 menit
Film rumahan adalah potret jujur dan spontan tentang suatu zaman yang jauh dari kekangan konstruksi sejarah negara.
Akses film ini
Sekilas tentang film

Melalui sebuah perjalanan bersama, tiga orang pembuat film menelusuri jejak film rumahan di Indonesia. Pencarian tersebut membawa mereka ke perjalanan yang penuh pertemuan dan kebuntuan. Rekaman karya Kwee Zwan Liang, anak pemilik pabrik gula di Cirebon, pada rentang 1927-1940 dan Rusdi Attamimi, pembuat film amatir dari tahun 1963, adalah petunjuk yang menuntun tiga orang pembuat film ini tidak hanya kepada pembahasan tentang budaya sinema keluarga, tetapi juga berkaitan dengan estetika dan fakta dari generasi ke generasi.

Pemeringkatan UmurSU
Bahasa AsliIndonesia, Inggris, Belanda
TakarirEnglish

Detail Film

WarnaWarna
SuaraStereo
Format TersediaDigital File
Resolusi GambarFull HD
Rasio Gambar16:9
Negara ProduksiIndonesia, Belanda
Provinsi ProduksiD.K.I. Jakarta, Jawa Barat
Rumah ProduksiMilisifilem Collective, Forum Lenteng
Tim ProduksiHafiz Rancajale (Produser)Ario Fazrien, Mohammad Fauzi (Penata Kamera)Syaiful Anwar, Mahardika Yudha (Penata Gambar)Syaiful Anwar (Penata Suara)
  • Anggraeni Widhiasih, Yuki Aditya (Penerjemah)
    Edisi Festival
    • FFD 2018 — Kompetisi | Seleksi Resmi
      Rekam Jejak Festival
      • 2018 — Jogja Netpac Asian Film FestivalOfficial SelectionAsian Perspective
      • 2018 — Arkipel – Jakarta International Documentary & Experimental Film FestivalOfficial SelectionPemutaran Spesial
      Foto Film

      Catatan Pengelola

      Gaya DokumenterPartisipatoris
      TemaSejarah, Seni
      TopikArsip, Kolonial, Film
      Mata Pelajaran RelevanSejarah, Seni Budaya
      Mata Kuliah RelevanAntropologi, Sejarah, Film dan Pertelevisian

      Film dalam set tema yang sama

      • Ariani Darmawan
        Tak banyak orang tahu bahwa Gambang Kromong adalah sebuah musik akulturatif berbagai etnis di Indonesia yang cikal bakalnya telah dirintis lebih dari dua abad lalu. (*)
      • Lita Andiyani
        ‘Swara Kalbu’ adalah usaha Lita Andiyani untuk merangkum suara hati yang terkendala komunikasi verbal dalam keluarga, terutama antara ibu dan anak-anaknya.
      • I Gde Mika, Yuki Aditya
        Sinema Indonesia di era Orde Baru dipakai untuk mempertahankan narasi pemerintah, membatasi suara oposisi, dan menciptakan musuh imajiner. Pertanyaannya, apakah sinema bisa melampaui sensor ketat untuk mengungkap keresahan zaman itu?
      Masuki era baru filmdokumenter.id. Pelajari fitur terbaru kami di sini.