Jlegur

2010 — 10 menit
Bermodalkan pengetahuan sejarah, Pak Isuardi mencoba mengembangkan alat musik tradisional berpa Jidor, yang diberi nama Jlegur.(*)
Sekilas tentang film

Bermodalkan pengetahuan sejarah, Pak Isuardi mencoba mengembangkan alat musik tradisional berupa Jidor, yang diberi nama Jlegur. Seniman pemilik padepokan Gunung Ukir ini meyakini bahwa musik Jlegur adalah sebagai musik perang peninggalan nenek moyang Kota Batu. Dengan mengenalkan kepada anak dan muridnya, Jlegur mulai diolah sebagai kolaborasi kesenian lain baik tradisional hingga kesenian modern. Meskipun tidak mendapat dukungan dari pemerintah, Pak Iswandi tetap berupaya untuk mengenalkan musik Jlegur kepada masyarakat luas sebagai budaya asli Kota Batu.(*)

Pemeringkatan UmurSU
Bahasa AsliIndonesia

Detail Film

WarnaWarna
SuaraStereo
Format TersediaDigital File
Resolusi GambarSD
Rasio Gambar4:3
Negara ProduksiIndonesia
Provinsi ProduksiJawa Timur
Rumah ProduksiSMKN 3 Batu
Tim ProduksiJujuk Irawan, Ricky Kajihi (Penata Kamera)Ricky Kajihi (Penata Gambar)Ayunda D Kurniawati (Penulis)
    Edisi Festival
    • FFD 2010 — Kompetisi | Seleksi Resmi
      Foto Film

      Catatan Pengelola

      Gaya DokumenterEkspositoris
      TemaManusia & Masyarakat, Seni
      TopikTradisi, Hobi, Anak Muda/Remaja
      Mata Pelajaran RelevanPendidikan Kewarganegaraan, Seni Budaya, Antropologi, Sosiologi
      Mata Kuliah RelevanSosiologi, Seni Musik, Seni Pertunjukan

      Film dalam set tema yang sama

      • David Darmadi
        Dua rutinitas warga yang saling berdampingan pada satu titik ruang yaitu jembatan Gunung Nago di Sumatera Barat.
      • Fathoni Nurkholis
        Sebuah film dokumenter yang menceritakan tentang keindahan musik keroncong yang ditujukan oleh kesetiaan para pelaku seninya dalam melestarikan budaya asli Indonesia (*)
      • Winner Wijaya
        Ojek Lusi menghadirkan cara baru dalam menangkap tragedi kerusakan alam selain dengan cara yang dramatis atau mengharu biru.