Senyum Manis Menyimpan Tangis
Sekian lama aku menjalani hidupku sebagai seorang “Waria”. Aku sudah merasa sangat nyaman, hanya satu hal yang sampai saat ini masih dalam angan-anganku, adalah sebuah pengakuan dari Ayah yang bisa dengan tulus menerima aku apa adanya. Karena semua yang menimpaku terjadi begitu saja. Aku tidak meminta dan aku juga tidak kuasa menentangnya. Satu hal lagi, perjalanan hidupku sebenarnya pahit karena tidak pernah aku punya niat untuk mencari sesuap nasi dari dunia malam yang begitu liar, ingin secepatnya aku keluar dan hidup normal. (*)