Story behind the Audience
Menonton Penonton
Awalnya Ali hanya ingin bertemu dan foto dengan artis idolanya di “Dahsyat”, acara musik pagi hari. Tak hanya foto bersama, kini setiap pagi ia berangkat ke studio 1 RCTI untuk shooting. Ia bukan artis, pun bukan model. Ia seorang pelayan restoran seafood di bilangan Jakarta Barat. Layaknya artis, setiap hari ia muncul di acara musik pagi. Tugasnya sederhana, tepuk tangan dan meramaikan acara. “Lumayan lah bisa eksis di TV,” kata Ali mengenai kegiatannya. Mendatangkan Ali dan ratusan orang lainnya sebagai penonton setiap hari tentu bukan perkara mudah. Adalah Harsono, seorang koordinator penonton bayaran yang memulai usahanya beberapa tahun silam. Ia mengumpulkan orang dari wilayah Kedoya sampai Tangerang untuk muncul di TV setiap pagi dengan imbalan sejumlah uang. “Penonton Alay itu setengah publik figur,” jelas Harsono singkat mengenai para penonton bayaran. Dalam riuh tepuk tangan kemeriahan acara musik pagi ada Ali, Harsono dan ratusan penonton lain yang jauh dari gemerlap citra televisi. “Menonton Penonton” adalah sebuah film dokumenter mengenai sisi lain industri televisi. Sebuah usaha bertanya kembali apa makna muncul di televisi? (*)
Detail Film
Warna
Stereo
Digital File
HD
16:9
Indonesia
D.K.I. Jakarta
Ode Films
- Roky Panditanegara (Penerjemah)
- Dwi Kurniawan (Produser Unit Manajer)
- Stefan Harmayu Toghas (Penata Musik)
- FFD 2014 — Kompetisi | Seleksi Resmi
- 2013 — UCIFEST – UMN Animation & Film FestivalOfficial Selection
Catatan Pengelola
Apa itu catatan pengelola?Partisipatoris