Tiger of Minahasa

Harimau Minahasa

2015 — 64 menit
Pencarian rasa aman dalam perpindahan, dan kesurupan.
Akses film ini
Sekilas tentang film

Ateng, pemuda etnis Jawa asal Lampung, yang sedang merantau dan bekerja di perkebunan pala di Desa Truman, Minahasa Utara. Film ini mengikuti keseharian Ateng dan cerita lisannya tentang kerja, hidup, dan pengalaman bersinggungan dengan hantu. Di suatu malam, ia tiba-tiba kerasukan Mbah Jokrewe, leluhurnya; ia berperilaku seperti harimau dan berbicara dengan Bahasa Jawa.

Pemeringkatan Umur17+
Bahasa AsliIndonesia, Jawa
TakarirEnglish

Detail Film

WarnaWarna
SuaraStereo
Format TersediaDigital File
Resolusi GambarFull HD
Rasio Gambar16:9
Negara ProduksiIndonesia
Provinsi ProduksiSulawesi Utara
Rumah ProduksiThe Interseksi Foundation
Tim ProduksiHikmat Budiman (Produser)Studio Forum Lenteng (Penata Suara)
  • Firman "Kaspo" Setyaji, Yuki Aditya (Pembuat Takarir)
  • Studio Forum Lenteng (Editor Online)
    Edisi Festival
    • FFD 2015 — Kompetisi | Seleksi Resmi
      Rekam Jejak Festival
      • 2015 — Arkipel – Jakarta International Documentary & Experimental Film FestivalOfficial SelectionWorld Premiere
      • 2015 — Jogja Netpac Asian Film FestivalOfficial SelectionAsian Docs
      Foto Film

      Catatan Pengelola

      Gaya DokumenterPartisipatoris
      TemaAlam & Lingkungan, Manusia & Masyarakat
      TopikPerkebunan, Perpindahan, Tradisi, Keseharian
      Mata Pelajaran RelevanAntropologi, Sosiologi
      Mata Kuliah RelevanAntropologi, Sosiologi

      Referensi yang bisa digunakan

      Film dalam set tema yang sama

      • Sakti Parantean
        Dengan latar pemilu 2009, Children of a Nation mengamati euforia demokrasi di Indonesia yang masih belia. Di balik optimisme, film ini mempertanyakan apakah perubahan benar-benar terjadi, atau hanya pergantian wajah dalam lingkaran kekuasaan yang sama.
      • Sekar Ayu Kinanti
        Petani sebagai kelompok yang terdampak oleh praktik penambangan pasir yang ilegal.
      • Zainal Abidin
        Kerusuhan Mei 1998 masih menyisakan perih di hati para keluarga korban, sembilan tahun telah berlalu tapi cap "penjarah" masih melekat bagi para korban. (*)