Tumiran
Pak Tumiran adalah seorang nelayan yang tinggal bersama istri dan anak-anaknya di Desa Tanjung Luar, Lombok Timur. Kondisi ekonomi keluarganya tidak menentu; sering kali, ia pulang dari melaut dengan hasil tangkapan yang sangat sedikit.
Meski demikian, setiap tahun Tumiran tetap pulang ke kampung halamannya di Desa Aliyan, Banyuwangi. Ia merupakan bagian dari keluarga pelaku ritual Keboan, sebuah upacara adat di mana peserta mengalami kesurupan dan bertingkah seperti kerbau. Ritual ini dilakukan sebagai ungkapan syukur sekaligus doa agar panen para petani berjalan lancar. Setelah menyelesaikan ritual tahunan tersebut, Tumiran kembali ke Lombok Timur dan melanjutkan kehidupannya sebagai nelayan.
Detail Film
- Dhilla Manik (Penata Musik)
- FFD 2014 — Kompetisi | Dokumenter Panjang Terbaik
- 2014 — Denpasar Documentary Film FestivalBest FilmKompetisi
Catatan Pengelola
Referensi yang bisa digunakan
Film dalam set tema yang sama
- Bunga sedap malam menjadi saksi senyap pemakaman massal di saat pandemi COVID-19.
- Sejak jaman nenek moyang, Desa Grujugan dikenal sebagai pengrajin tudung (topi anyaman bambu) terbesar di Kebumen. (*)
- Dokumenter singkat yang mengupas peternakan bebek dengan sistem gembala serta pengolahan telur bebek yang dilakukan sepasang suami istri.
- Alam & Lingkungan, Manusia & Masyarakat","number":"3","randomSeedTtl":"1","post_status":"publish","paged":1,"post__not_in":[1649],"tax_query":[{"taxonomy":"tema","field":"name","terms":["<a href=\"https:\/\/filmdokumenter.id\/?taxonomy=tema&term=alam-lingkungan\" rel=\"tag\">Alam & Lingkungan<\/a>","<a href=\"https:\/\/filmdokumenter.id\/?taxonomy=tema&term=manusia-masyarakat\" rel=\"tag\">Manusia & Masyarakat<\/a>"]}]}" data-page="1" data-max-pages="57" data-start="1" data-end="3">