Yuyun Sunesti, dosen sosiologi Universitas Sebelas Maret, dalam penelitiannya yang melibatkan 20 perempuan muslim (usia 18-50 tahun) mengungkapkan bahwa penggunaan niqab (ed. cadar) di kalangan perempuan muda saat ini mengharuskan mereka untuk membatasi pergerakan di ruang publik. Niqab yang selama ini identik dengan pilihan perempuan dewasa, ternyata saat ini populer dan menjadi pilihan di kalangan mahasiswi dan murid SMA. Penelitian yang dilakukan lembaga Alvara Research Centre menunjukkan jumlah perempuan di Jakarta yang memakai cadar kurang dari 2%, tetapi angkanya terus meningkat.
Perempuan yang menjadi subjek penelitian mengatakan bahwa memakai niqab adalah keputusan besar dalam hidup mereka yang bersifat personal. Mereka yang berada di jenjang perguruan tinggi, mengakui bahwa dorongan menggunakan niqab datang dari berkenalan dengan teman-teman berniqab, mengikuti kajian-kajian di sekitar kampus, dan konten-konten pengajian dari Youtube atau sosial media lain. Sementara itu, remaja perempuan yang duduk di bangku SMA mengakui bahwa orang tua yang menyarankan mereka untuk menggunakan niqab. Mereka juga belajar langsung ilmu agama dari orang tua yang lebih dahulu mengikuti kajian. Saat ini, komunitas perempuan berniqab bermunculan, terutama di dunia daring. Akun Instagram Niqab Squad diikuti oleh 59.900 akun yang tersebar di seluruh Indonesia dan luar negeri. Niqab Squad adalah komunitas perempuan berniqab yang bertujuan “merangkul” muslimah agar tak merasa sendirian dalam berhijrah dan berniqab. Niqab Squad memiliki media projectakhirat.org untuk penggalangan dana dan publik berdonasi untuk muslim di Indonesia dan di negara lain yang membutuhkan bantuan.