Panduan Belajar “Nokas”

Kembali ke Referensi
Disusun oleh Yayasan Kampung Halaman

Petunjuk Penggunaan

Panduan belajar ini dibuat untuk menjembatani proses refleksi bermakna penonton, terhadap karya dokumenter yang telah digarap oleh para pembuat film dokumenter Indonesia, tentang Indonesia di berbagai wilayah. Bertujuan mendukung penggunaan film dokumenter sebagai alat untuk perubahan sosial di mana pun penontonnya tinggal.

Melalui panduan belajar ini juga, diharapkan dapat menciptakan ruang interaktif berdiskusi. Kami menyiapkan alat bantu berupa pertanyaan kunci yang bisa memantik diskusi para fasilitator/edukator dalam menggunakan dokumenter Nokas (2016) karya Manuel Alberto Maia, serta panduan cara menggunakannya dalam kelas/komunitas dengan metode
Diskusi Kelompok.

Pengenalan

Di masyarakat Sumba di Nusa Tenggara Timur (NTT), belis adalah tradisi pernikahan berupa pemberian mahar atau mas kawin kepada keluarga mempelai perempuan. Belis juga mengandung beberapa makna penting. Pertama, belis sebagai simbol penghormatan dan pengakuan kepada keluarga perempuan. Kedua, belis sebagai ruang untuk mewariskan adat istiadat yang bersumber dari nilai-nilai ajaran Marapu kepada generasi muda Sumba. Terakhir, belis sebagai sarana menjalin hubungan antara klan dari kedua keluarga pengantin agar dapat saling tolong-menolong.

Masyarakat Sumba memiliki sistem kekerabatan yang mengacu pada garis keturunan ayah (patrilineal). Sehingga, setelah pernikahan, perempuan akan pindah ke klan keluarga suami dan meninggalkan klan keluarga asalnya. Masyarakat Sumba percaya bahwa ketika seorang anggota pergi meninggalkan komunitasnya, maka ada ketidakseimbangan yang terjadi karena adanya kekosongan. Belis hadir sebagai penyeimbang yang mengisi kekosongan tersebut.

Unduh Panduan Belajar “Nokas” untuk versi lebih lengkapnya.
Masuki era baru filmdokumenter.id. Pelajari fitur terbaru kami di sini.