Panduan Belajar “Ojek Lusi”

Kembali ke Referensi
Disusun oleh Yayasan Kampung Halaman

Petunjuk Penggunaan

Panduan belajar ini dibuat untuk menjembatani proses refleksi bermakna penonton, terhadap karya dokumenter yang telah digarap oleh para pembuat film dokumenter Indonesia, tentang Indonesia di berbagai wilayah. Bertujuan mendukung penggunaan film dokumenter sebagai alat untuk perubahan sosial di mana pun penontonnya tinggal.

Melalui panduan belajar ini juga, diharapkan dapat menciptakan ruang interaktif berdiskusi. Kami menyiapkan alat bantu berupa pertanyaan kunci yang bisa memantik diskusi para fasilitator/edukator dalam menggunakan dokumenter Tour on Mud (2017) karya Winner Wijaya, serta panduan cara menggunakannya dalam kelas/komunitas dengan metode
Diskusi Kelompok.

Pengenalan

29 Mei 2006 menjadi titik awal sejarah bencana lumpur Lapindo. Semburan lumpur pertama kali terjadi di Desa Renokenongo, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Lumpur Lapindo terjadi akibat bocornya pengeboran gas bumi yang dilakukan oleh PT Lapindo Brantas (Group Perusahaan Bakrie). Lumpur panas terus menerus mengalir dalam volume yang besar hingga menenggelamkan 9 desa, di antaranya Renokenongo, Jatirejo, dan Siring.

Pemerintah menetapkan area terdampak sebagai daerah bencana nasional dan menjadi salah satu bencana industri terbesar di Indonesia, yang masih menyemburkan lumpur panas hingga sekarang. Bencana ini berdampak buruk pada lingkungan serta hilangnya sumber daya alam yang mengancam ketahanan pangan dan kesejahteraan secara jangka panjang. Sungai dan mata air tercemar, kesehatan warga menurun akibat zat beracun dari lumpur, lahan pertanian, dan perkebunan pun hilang.

Unduh Panduan Belajar “Ojek Lusi” untuk versi lebih lengkapnya.
Masuki era baru filmdokumenter.id. Pelajari fitur terbaru kami di sini.