Sejarah panjang ujian nasional dalam sistem penilaian kualitas pendidikan kita sudah dimulai di era awal kemerdekaan. Tahun 1950–1965, UN disebut sebagai ujian penghabisan. Menjadi ujian negara pada 1965–1971, ujian sekolah pada 1972-1979, Ebtanas pada 1980-2001, ujian akhir nasional pada 2002–2004. Pada 2005–2012 berubah menjadi ujian nasional (UN) dan bertransformasi menjadi ujian nasional berbasis komputer pada 2014-2015.
Perjalanan panjang ujian nasional (UN) berakhir pada 2021. Menteri Pendidikan RI Nadiem Makarim mengubah sistem UN menjadi Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) dan Survei Karakter. Sistem penilaian AKM ini berbasis pada kompetensi bernalar menggunakan bahasa (literasi), matematika (numerasi), dan survei karakter. Sejak diberlakukannya, sistem ini belum sepenuhnya diterima oleh berbagai pihak, terutama dari kalangan pembuat kebijakan dan institusi pendidikan.