Minor

2019 — 39 menit
Film ini menyorot perspektif dan hambatan yang dialami oleh keluarga yang beragama minoritas di Aceh.
Akses film ini
Sekilas tentang film

Menjalani kehidupan sebagai seorang pemeluk Katolik di tengah masyarakat yang bermayoritaskan beragama Islam di Aceh, Vena menemukan beberapa bentuk diskriminasi. Salah satunya adalah sikap tidak senang dengan kehadiran Vena oleh kawan-kawan di asrama kampusnya. Keluarga Vena di Sabang juga ikut merasakan hal yang sama. Usaha kuliner ayam bakar milik ibunya dijauhi oleh masyarakat karena dituduh mengandung daging babi di makanannya. Minor mengikuti keseharian keluarga Vena dan pergulatan batin mereka dalam menjalani hidup di tengah lingkungan agama yang berbeda.

Pemeringkatan Umur13+
Bahasa AsliIndonesia
TakarirEnglish

Detail Film

WarnaWarna
SuaraStereo
Format TersediaDigital File
Resolusi GambarFull HD
Rasio Gambar16:9
Negara ProduksiIndonesia
Provinsi ProduksiAceh
Rumah ProduksiAceh Documentary
DistributorAceh Documentary
Tim ProduksiT. Nasharul Julianda (Produser)Takziyatun Nufus (Penata Kamera)Vena Besta Klaudina, Takziyatun Nufus (Penata Gambar)
  • Sayid Firyal Ramzy (Supervisi Lokasi)
  • Edwardzious (Desainer Grafis)
  • Aried Riyadi, Jamaluddin Phona (Editor Online)
    Edisi Festival
    • FFD 2020 — Kompetisi | Seleksi Resmi
      Rekam Jejak Festival
      • 2019 — Festival Film Indonesia
      Foto Film

      Catatan Pengelola

      Gaya DokumenterObservasional
      TemaPolitik & Pemerintahan, Manusia & Masyarakat
      TopikHak Asasi Manusia, Politik Identitas, Keluarga, Komunikasi
      Mata Pelajaran RelevanAntropologi, Sosiologi, Pendidikan Kewarganegaraan
      Mata Kuliah RelevanSosiologi, Antropologi, Komunikasi, Pendidikan Agama

      Film dalam set tema yang sama

      • Sekar Ayu Kinanti
        Petani sebagai kelompok yang terdampak oleh praktik penambangan pasir yang ilegal.
      • Lasja Fauzia Susatyo, Alit Ambara
        Kisah dan semangat di balik pembangunan Patung Selamat Datang (Bundaran HI), Monumen Pembebasan Irian Barat (Lapangan Banteng), dan Patung Dirgantara (Pancoran).(*)
      • Ibrahim Hanif
        Irama Betawi, sebuah kelompok ondel-ondel, yang mempertahankan pertunjukkan sebagai mata pencaharian di Jakarta.
      Masuki era baru filmdokumenter.id. Pelajari fitur terbaru kami di sini.