Mentawai Tattoo Revival

Kembali Merajah Mentawai

2010 — 32 menit
Film ini menggali tradisi titi, seni tato khas Mentawai yang lebih dari sekadar hiasan tubuh. Titi adalah warisan spiritual yang menghubungkan manusia dengan alam dan kepercayaan leluhur Arat Sabulungan. Melalui tinta alami yang menyatu dengan kulit, film ini menghidupkan kembali identitas dan jiwa budaya Mentawai.
Sekilas tentang film

Titi, tradisi tato dalam bahasa Mentawai, merupakan bentuk seni rupa tradisional yang menandakan identitas dan ciri khas orang Mentawai. Titi bukan sekadar motif-motif yang diambil dari lingkungan sekitar, yang terbuat dari tinta alami dan dimasukkan ke daging di bawah kulit, tetapi berhubungan langsung dengan kepercayaan leluhur mereka, Arat Sabulungan.

Pemeringkatan Umur13+
Bahasa AsliIndonesia, Mentawai
TakarirEnglish

Detail Film

WarnaWarna
SuaraStereo
Format TersediaDigital File
Resolusi GambarSD
Rasio Gambar16:9
Negara ProduksiIndonesia
Provinsi ProduksiSumatra Barat
Rumah ProduksiJaringan Videomaker Independen
Tim ProduksiRahung Nasution, Aman Durga Sipatiti (Produser)Rahung Nasution (Penata Kamera)Rahung Nasution (Penata Gambar)Mogan Pasaribu (Penata Suara)Rahung Nasution (Penulis)
  • Rahung Nasution (Narator)
  • Berthoes Sikaraja, Esmat Wandra Silaingee (Penerjemah)
  • Berthoes Sikaraja, Lucy Setiawan, Liki, Adi Mulyana (Asisten Produksi)
  • Astrid Reza (Pembuat Takarir)
    Edisi Festival
    • FFD 2024 — Lanskap | Seleksi Resmi
    • FFD 2011 — Kompetisi | Seleksi Resmi
      Foto Film

      Catatan Pengelola

      Gaya DokumenterEkspositoris
      TemaManusia & Masyarakat, Politik & Pemerintahan
      TopikMasyarakat Adat, Hukum Adat, Politik Identitas, Hak Asasi Manusia
      Mata Pelajaran RelevanAntropologi, Sosiologi, Seni Budaya
      Mata Kuliah RelevanAntropologi, Sosiologi

      Referensi yang bisa digunakan

      Teks

      Film dalam set tema yang sama

      • Dede Haykal
        Potret seorang remaja penyandang disabilitas yang berwirausaha dan berprestasi.
      • Kiki Febriyanti
        Suharto dan Rufiana adalah mantan penderita gangguan jiwa yang sembuh setelah menjalani terapi di pesantren Al-Ghatur Bondowoso. (*)
      • Sarah Salsabila Shafiyah
        Pasar sebagai urat nadi perekonomian rakyat, akan tetapi kegiatan di pasar ini beresiko tinggi karena lokasinya berdampingan dengan rel kereta aktif.
      Masuki era baru filmdokumenter.id. Pelajari fitur terbaru kami di sini.