My Father’s Love

2022 — 26 menit
Sebuah diary film tentang kondisi fisik dan mental sebuah keluarga yang mengisolasi diri saat pandemi COVID-19.
Sekilas tentang film

Seorang bapak mengikuti aturan jaga jarak dengan ketat dan mewajibkan keluarganya, terutama anak-anaknya, untuk membatasi kegiatan di luar rumah. Pemberlakuan aturan seketat itu dilakukan karena ada anggota keluarga yang memiliki penyakit komorbid. Salah satu anak kemudian membuat film tentang isolasi mereka, di mana rekaman-rekaman keseharian memperlihatkan kebertahanan tubuh dan mental seluruh keluarga yang sedang diuji ketika menjalani isolasi di rumah selama satu tahun. Kejenuhan, kecemasan serta percakapan tentang siapa yang boleh dan tidak boleh keluar rumah menjadi hal yang tertangkap dengan spontan dan luwes. Sebuah potret keluarga yang bertutur dengan jujur terkait dampak isolasi terhadap hubungan keluarga di masa pandemi COVID-19.

Pemeringkatan UmurSU
Bahasa AsliIndonesia, Jawa
TakarirBahasa Indonesia, English

Detail Film

WarnaWarna
SuaraStereo
Format TersediaDigital File
Resolusi GambarFull HD
Rasio Gambar16:9
Negara ProduksiIndonesia
Provinsi ProduksiJawa Tengah
Rumah ProduksiRecord, Boy!, Institut Seni Indonesia Surakarta
Tim ProduksiZanuar Ali Mustiko Aji (Produser)Yosua Putra Wisena (Penata Kamera)Mahesa Aditya (Penata Gambar)Sambung Penumbra (Penata Suara)
  • Anasthasya Ayu Pravalya, Giovanny Andreana (Penerjemah)
    Edisi Festival
    • FFD 2022 — Kompetisi | Seleksi Resmi
      Foto Film

      Catatan Pengelola

      Gaya DokumenterPartisipatoris
      TemaManusia & Masyarakat, Sejarah
      TopikCOVID-19, Penyakit, Kesehatan Fisik, Kesehatan Mental, Keluarga
      Mata Pelajaran RelevanPsikologi, Biologi, Antropologi, Sosiologi
      Mata Kuliah RelevanPsikologi, Biologi, Kedokteran, Farmasi, Film dan Pertelevisian, Komunikasi, Antropologi, Sosiologi

      Film dalam set tema yang sama

      • Andibachtiar Yusuf, Santrianov
        Indonesia kini telah berusaha 65 tahun, usia yang dewasa sebagai sebuah negara.(*)
      • Deyna
        Kehadiran patung Bunda Maria, disebut Tuan Ma sudah menjadi penting dalam kehidupan masyarakat Larantuka selama lebih dari 500 tahun.(*)
      • Riani Singgih
        Teguh merespon isu diskriminasi orientasi seksual dengan menggambarkan pasangan gay sebagai pasangan domestik yang manusiawi.
      Masuki era baru filmdokumenter.id. Pelajari fitur terbaru kami di sini.